banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Ini 10 Kabupaten/Kota Terkaya di Sulawesi, Banggai ke 9 dan Morowali Berada di Urutan Pamungkas

banner 728x250

Luwuk, Banggaiplus.com- sedikitnya ada 81 Kabupaten/Kota di Pulau Sulawesi, 10 diantaranya masuk dalam daftar terkaya di dataran Sulawesi.

Dikutip dari beberapa sumber diantaranya Media Online Metro Sulteng. Berada diposisi 10 Kabupaten/kota terkaya diduduki oleh Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dengan potensi pendapatan unggulan dari sektor pariwisata. Luasan wilayahnya memcapai 1.059 Km, dengan jumlah penduduk sekira 224.994 jiwa, jumlah tersebut sesuai data kependudukan tahun 2021. Wilayah yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara itu memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Kabupaten sebesar Rp 69.243.000. Besaran PDRB itu, selain sektor pariwisata du topang juga oleh sektor perekonomian lainnya.

Disusul diurutan ke sembilan ada Kabupaten Banggai (Sulteng) dengan memiliki jumlah penduduk 376.808 jiwa (2021) dengan cakupan wilayah 9,672 km, PDRB mencapai Rp 71.801.000 perkapita.

Kabupaten Banggai, selain memiliki potensi minyak dan gas, juga punya potensi alam lain, seperti potensi disektor kelautan, perkebunan dan pertambangan nikel.

Kabupaten Banggai diperkirakan bisa naik pada dua atau tiga urutan diatas, bila seluruh potensi sumber daya alamnya di eksplorasi. Salah satu sektor yang menjanjikan adalah potensi batu gamping (campuran semen) yang berada di wilayah kepala burung.

Diurutan berikutnya urutan 8, Kabupaten Luwu Timur, (Sulsel), daerah ini punya PDRB berada pada angka Rp 78.581.000 Perkapita, dengan penduduknya 296.741 jiwa. Sementara luasan wilayah 6.944 Km, dangan potensi pendapatan selain sektor pariwisata, daerah ini memiliki sumber pendapatan dari sektor pertambangan nikel.

Posisi tujuh, Kabupaten Pangka Jene Kepulauan, memiliki luas wilayah 12.362 Km dan jumlah penduduknya 305.373 jiwa (2021), dengan PDRB Kabupaten ini mencapai 79.185.000 perkapita. Penghasilan utama dari budidaya udang, hadil laut dan adanya pabrik semen Tonasa.

Kota Bitung berada diurutan ke enam, luas wilayah 313.51 km, dengan jumlah penduduknya berkisar pada angka 225.134 jiwa. Sementara PDRB, wilayah ini berkisar Rp 82.216.000 perkapita. Sumber pendapatan utama ada pada aktifitas kepabeanan atau pelabuhan yang bertaraf internasional plus sektor pariwisata.

Kabupaten Morowali Utara (Morut) dengan jumlah penduduk mencapai 128.323 jiwa, luas wilayahnya 10.004 Km, PDRB-nya Rp 86.716.000 perkapita, dengan penghasilan terbesarnya, adanya perusahaan biji nikel yang cukup besar. Berada pada peringkat lima daerah terkaya di Sulawesi.

Diurutan berikutnya atau peringkat empat bertengger Kota Manado ibukota Sulawesi Utara (Sulut), wilayah itu memiliki, jumlah penduduk sekitar 475.557 jiwa (2021), dengan luas wilayah 162.53 km. Sementara PDRB-nya Rp 87.236.000 perkapita dengan sumber penghasilannya berasal dari sektor pariwisata (Taman laut Bunaken dll), retribusi dan perdagangan.

Selanjutnya posisi ketiga masih diduduki oleh Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara) dengan jumlah penduduknya berkisar 238.352 jiwa cakupan wilayahnya 3.283 km. Berpenghasilan utama Kabupaten ini juga berasal dari sektor pertambangan yakni tambang nikel, pasir kuarsa, biji besi, emas, batu baru dan sektor pertanian.

Lalu ada Kota Makassar dengan PDRB mencapai Rp 133.312.000 perkapita, jumlah penduduk kota ini sangat padat yaitu mencapai 1.508.154 jiwa dan luas wilayahnya 175.77 km, berada pada posisi Runner up. Kota Makassar sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan banyaknya aktifitas perekonomian menjadi salah indikator wilayah dengan tingkat PDRB-nya tertinggi.

Sebagai wilayah terkaya yang menduduki urutan pamungkas dipegang oleh Kabupaten Morowali (Sulteng), yang miliki PDRB, justru dua lipat dari kota Makassar. Angka PDRB-nya berada pada posisi angka Rp 379.097.000 perkapita. Sementara jumlah penduduk 162.098 jiwa. Wilayah itu memiliki luas wilayah 3.037 km.

Morowali merupakan salah satu wilayah yang memiliki tenaga kerja lokal maupun asing terbanyak ini, memiliki potensi nikel terbesar di Indonesia. Sehingga beberapa investor dari luar negeri, seperti China dan pemodal dalam negeri berinvestasi dalam pengelolaan nikel beberapa tahun belakangan ini. Bahkan saat ini banyak investor dalam negeri tertarik untuk berinvestasi di Morowali. Hal itu tentu sebagai indikator untuk menaikkan pendapatan perkapita di wilayah itu. (*/bp01)

error: Content is protected !!