BGN Jakarta dan Tim Pakar Rumkit dr Wahidin Makassar, Tak Sentil Penyebab Keracunan Masal di Bangkep

JUMPA PERS - Tim dokter ahli dan staf ahli Badan Gizi Nasional, Kapolres, Direktur Rumkit Trikora, Sekda Bangkep dan Dandim 1308/LB, ketika jumpa pers Sabtu (20/9/2025). (Foto : adibua/humpol)

Bangkep, Banggaiplus.com – Misteri penyebab dugaan keracunan yang menimpa 335 siswa/siswi di Banggai Kepulauan (Bangkep) masih belum terpecahkan, lima hari sejak kejadian pada 17 September 2025.

Kedatangan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Jakarta dan tim pakar kesehatan dari Rumah Sakit (Rumkit) dr. Wahidin Makassar ke Rumah Sakit Trikora Salakan, yang bertujuan untuk melakukan observasi dan kajian klinis terhadap para korban, ternyata tidak membuahkan penjelasan mengenai penyebab keracunan massal tersebut.

Dalam jumpa pers yang diadakan di Ruangan Posusungan Rumah Sakit Trikora Salakan, Sabtu (20/9/2025), rasa penasaran publik terkait penyebab utama keracunan ini tetap tak terjawab.

Fatimah Zahra, Tenaga Ahli Komunikasi BGN yang hadir dalam temu wartawan, memilih untuk tidak memberikan rincian mengenai penyebab keracunan. Ia juga tidak memberikan pernyataan terkait langkah tegas yang akan diambil oleh institusinya terhadap vendor atau penyedia makanan bergizi (MBG) yang diduga lalai dalam menyajikan menu untuk para siswa.

Sementara itu, dr. Rusmin B. Syukur SpAn(K) dari Rumkit dr. Wahidin Makassar menjelaskan, observasi dan kajian klinis yang mereka lakukan lebih difokuskan pada efek dari asupan makanan yang diduga mengandung bakteri dan senyawa lain.

“Soal apa penyebabnya, bukan ranah kami untuk menjelaskan. Kami hanya melakukan observasi untuk memastikan seperti apa penanganan fisik secara medis dan pemulihan mental dari trauma,” jelasnya.

Direktur Rumah Sakit Trikora Salakan, dr. Feldy Deki SpA(B), menyampaikan laporan resmi mengenai jumlah dan kondisi terkini pasien keracunan yang masih dalam perawatan medis.

“Sesuai data, ada 335 pasien yang mendapat perawatan sejak insiden itu terjadi. Sebanyak 301 pasien sudah dinyatakan pulih dan dipulangkan, sementara 34 anak lainnya masih menjalani perawatan intensif,” ungkap dr. Feldy.

Gejala yang dialami pasien satu dan lainnya serupa, meliputi pusing, mual, sakit kepala, sesak napas, serta keram otot dada hingga terasa di tangan.

Untuk memaksimalkan penanganan medis, tim perawat profesional didatangkan dari Rumah Sakit dr. Wahidin Makassar, termasuk dokter spesialis anak dan gastro. Psikiater juga turut berpartisipasi memberikan pendampingan psikologis untuk memulihkan trauma para korban.

Dimomen yang sama, Kapolres Bangkep, AKBP Ronaldus Karurukan, menyatakan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan massal ini.

“Dapur SPPG telah dipolice line, dan sampel makanan telah diamankan dari lokasi penyedia. Sampel makanan tersebut telah diantar ke BPOM Palu oleh petugas Dinas Kesehatan, personil SPPG, yang dikawal oleh sejumlah aparat kepolisian, untuk uji laboratorium,” jelas Kapolres.

“Pemerintah daerah, pihak kepolisian, dan tim medis berkomitmen penuh untuk mengawal kasus ini hingga seluruh korban pulih dan penyebab pasti insiden ini terungkap ke publik,” pungkasnya. (*/bp01)

error: Content is protected !!
Exit mobile version