banner 728x90

Tenaga Honor Menitip Resah di Mapolres Bangkep

Bangkep, Bamggaiplus.com – Sekira pukul 09.00 Wita, matahari baru saja meninggi, menyapa Salakan dengan paparan cahaya hangatnya. Namun, suasana di depan Mapolres Bangkep tidak seperti hari sebelumnya.

Puluhan orang, wajah mereka bercampur aduk antara harap dan cemas, berkumpul di halaman kantor polisi. Mereka adalah tenaga honorer Pemda Banggai Kepulauan, anggota “pasukan hitam putih” yang tergabung dalam Aliansi Honorer Merah Putih.

Di tangan mereka, berkas laporan polisi seakan menjadi senjata terakhir mereka dalam melawan ketidakadilan.

Hari itu, Senin 26 Mei 2025, adalah puncak dari perjuangan panjang mereka. Perjuangan melawan praktik culas dalam rekrutmen P3K tahap I tahun 2024 yang telah mencuri mimpi dan harapan mereka.

Mereka telah berjuang dengan sabar, mencoba jalur komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Namun, upaya mereka hanya dibalas dengan pandangan sebelah mata. Janji-janji manis pejabat seakan hanya oase di padang pasir atau fatamorgana di tengah dahaga akan keadilan.

Hamza Lamada, atau yang akrab disapa Nyong, berdiri tegap di depan kerumunan. Suaranya, yang biasanya ramah dan penuh canda, kini bergetar menahan geram. Ia adalah koordinator lapangan, pemimpin yang dipilih rekan-rekannya untuk menyuarakan keresahan mereka.

“Mereka mencuri kesempatan kami,” Ucapnya, suaranya lantang menggema di pagi yang masih sedikit sunyi.

“Data siluman, pemalsuan data, meloloskan orang-orang yang bahkan tak pernah mengabdi, sementara kami, yang telah bertahun-tahun mengabdi, diabaikan,” ujar Nyong dengan suara meninggi.

Tanpa gamang, Nyong menceritakan dengan detail bagaimana sistem rekrutmen P3K telah dimanipulasi. Bagaimana orang-orang yang memiliki koneksi dengan pejabat, bahkan anak dari kepala bidang di BKPSDM, dengan mudah lolos seleksi.

Bahkan ada pula peserta yang masih tercatat sebagai anggota partai politik tetap diterima. Ia membayangkan ratusan honorer lain yang bernasib sama, mimpi mereka direnggut oleh praktik culas yang begitu terang-terangan.

Setelah beberapa waktu menyampaikan laporan dan kesaksian, mereka bertemu dengan Kasat Reskrim Polres Bangkep, AKP Makmur. Wajah AKP Makmur tampak serius. Ia menerima laporan tersebut. Namun ia menyarankan agar mereka juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.

“Prinsipnya kami menerima laporan ini, tapi alangkah baiknya dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pemerintah daerah atau institusi terkait,” ujar pria tiga balak ini.

Meski demikian, AKP Makmur berjanji akan menindaklanjuti laporan dan menginformasikan dan berkoordinasi dengan BKPSDM Bangkep.

Statemen AKP Makmur ini, sedikit banyak memberikan secercah harapan bagi para honorer. Mereka meninggalkan Mapolres Bangkep dengan langkah penuh harap, tetapi dengan tekad yang tak pernah padam. Perjuangan mereka belum berakhir.

Mereka bertekad akan terus mengawal laporan mereka, menuntut keadilan, dan memperjuangkan hak-hak mereka hingga ada titik cerah. Matahari telah meninggi, menyaksikan tekad baja “Pasukan Hitam Putih” telah usai menitip resah dan mereka menaruh asa pada institusi berseragam coklat itu untuk menyertai perjuangan mereka dalam melawan ketidakadilan ditanah Peling. (bp01)

error: Content is protected !!